Nama Lawang Sewu memang tak asing lagi bagi warga Kota Semarang. Bangunan bersejarah tersebut merupakan salah satu tetenger kota, selain Tugu Muda, Museum Mandala Bhakti, Pasar Bulu, dan Balai Kota. Namun Lawang Sewu tak hanya terkait dengan peristiwa heroik pertempuran lima hari. Lebih dari itu, bangunan unik tersebut tak bisa terlepas dari sejarah perkeretapian di Indonesia.
Menurut rangkuman sejarah yang disusun PT KA, semula Lawang Sewu milik NV Nederlandsch Indische Spoorweg Mastshappij (NIS), yang merupakan cikal bakal perkeretapian di Indonesia. Saat itu ibukota negeri jajahan ini memang berada di Jakarta. Namun pembangunan kereta api dimulai di Semarang. Jalur pertama yang dilayani saat itu adalah Semarang – Yogyakarta. Pembangunan jalur itu dimulai 17 Juni 1864, ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Sloet van Den Beele. Tiga tahun kemudian, yaitu 19 Juli 1868 kereta api yang mengangkut penumpang umum sudah melayani jalur sejauh 25 km dari Semarang ke Tanggung.